Filsafat Umum



EMPIRISME DAVID HUME
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Filsafat Umum
Dosen Pengampu: Drs. Usman, SS.



Disusun oleh :
Yunida Nur Apriyani
10410043 / II PAI-D


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010 / 2011



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
          Perkembangan pengetahuan yang semakin maju membuat seseorang juga berpikir maju seiring dengan perkembangan pengetahuan tersebut. Pendapat seseorang akan filsafat juga berkurang karena dianggap menjadi sesuatu yang tak berguna untuk kehidupan. Dalam pengetahuan untuk mengetahui benar atau salah diperoleh oleh seseorang melalui indrawinya.
            Pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh secara indrawi merupakan salah satu aliran dalam filsafat yang lebih menekankan pada keindrawiannya dalam memperoleh kepastian. Teori ini disebut sebagai teori empirisme. Dalam peranan pengetahuan, empiris dijadikan sebagai dasar dan sumber pengetahuan.
            Salah satu tokoh dalam teori empirisme adalah David Hume yang menjelaskan bahwa seluruh pengetahuan yang dialami oleh seseorang merupakan bagian dari pengalamannya. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai “Empirisme”.

Pengembangan Kurikulum



KURIKULUM 1975

      Dasar-dasar perubahan kurikulum 1975 : 
  1.  Munculnya pemikiran baru dalam dunia pendidikan nasional 
  2.   Adanya inovasi baru dalam dunia pendidikan 
  3.   Keluhan masyarakat terhadap kurikulum sebelumnya 
  4. Hasil analisa dan penilaian pendidikan nasional 
  5. Kebijakan pemerintah
Ciri-ciri kurikulum 1975 :
  1. Berorientasi pada tujuan 
  2.  Menganut pendekatan introgatif 
  3.   Menekankan kepada efisiensi dan efektifitas dalam hal daya waktu 
  4. Pendidikan Moral Pancasila bukan hanya dibebankan dalam bidang Pendidikan Moral            Pancasila dalam pencapainnya, melainkan juga dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan agama
  5.  Menganut pendekatan sistem intruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI) 
  6. Organisasi pelajaran meliputi bidang studi: agama, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan, ketrampilan, Pendidikan Moral Pancasila, dan integrasi lainnya 

tugas



PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen Pengampu : Sigit Purnama, S. Ag, M. Pd.
Disusun Oleh :
Yunida Nur Apriyani (10410043 / V-PAI D)

Isilah titik-titik pada lembar kerja yang tersedia dengan jawaban yang sesuai dari petunjuk narator. Terima Kasih dan Selamat  Mendengarkan…!!!
Dinasti Umayah
Dinasti Umayah mengambil nama keturunan dari Umayah bin Abdi syams bin Abdul manaf. Ia adalah salah seorang tokoh terkemuka persukuan pada zaman jahiliyah, bergandengan dengan pamannya Hasyim bin ‘Abdi Manaf.
Dinasti Umayah selama pemeritahannya telah terjadi pergantian sebanyak 14 orang khalifah. Mereka adalah Muawiyyah,Yazid I, Muawiyah II, Marwan, Abdul malik, al-Walid I, Sulaiman, Umar II, Yazid II, Hisyam, Yazid III, Ibrahim, dan Marwan II.
Semasa kepemimpinan muawiyah, peta Islam melebar ke timur sampai Kabul, Ghazni, Kandahar, Balakh, bahkan sampai kota Bukhara. Sementara itu, di front barat panglima Uqbah bin Nafi’ menaklukan Carthange (kartagona), ibu kota Binzantium di Ifriqiyah dan mendirikan masjid bersejarah bernama Qayrawan dengan membangun pusat kegiatan militer di kota Qayrawan.
Corak pemerintahan dinasti Umayah berbentuk Republik. Seiring berjalannya waktu berubah menjadi Monarchi (sulthanat / kingship) selain menerapkan corak pemeritahan yang turun temurun, kekuasan di tetapkan menjadi milik diri Dinasti Umayah.
Tak dapat dipungkiri bahwa pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah dalam masa kepemimpinan Muawiyah, banyak mendapatkan kecaman yang timbul dari berbagai kelompok masyarakat yang tidak merestui akan berdirinya Dinasti Umayyah. Karena, Muawiyah merebut kekuasaan atas jalan yang licik. Meskipun demikian, beliau masih saja tegar dalam menghadapi perlawanan tersebut dengan langkah penyelesaian yang akurat.